Pilih Warna Kesukaan Anda

Efek Blog
Just a little place where i spend my lost time....: Tugas 4.2 : Penggambaran deskriptif tentang pelapisan sosial yang ada pada masyarakat dan kesamaan derajat sesama manusia -->

Rabu, 04 Januari 2012

Tugas 4.2 : Penggambaran deskriptif tentang pelapisan sosial yang ada pada masyarakat dan kesamaan derajat sesama manusia

          Manusia sebagai makhluk yang sempurna dimata Tuhan sudah terbilang cukup lama hidup berkelompok yang mungkin sekarang dikenal dengan istilah ‘bermasyarakat’.Bukan tanpa alasan manusia mau hidup bermasyarakat,selain alasan dasar nya adalah mereka berpredikat ‘makhluk sosial’.Dalam hidupnya dimasyarakat pun dijumpai beragam manusia dengan sejuta perbedaan, mulai dari suku, agama, keadaan status sosial, latar belakang keluarga, dan masih banyak lagi.Dan disitu letak indahnya, hidup dalam perbedaan.
          Namun ada satu kesamaan yang melekat dan tak akan bisa dihilangkan dari seorang manusia, dimana hal itu telah mereka bawa sejak mereka pertama kali lahir ke dunia ini, yaitu HAK ASASI.Demikian saya katakan karena hak seorang manusia bersifat asasi, tidak bisa diganggu gugat, tidak bisa di interfensi oleh siapapun, tidak diperjual belikan, dan bahkan ada sanksi berat jika ada manusia lain yang mencoba menggangu ketenangan hak manusia lainnya, karena bisa di katakan sebagai pelanggaran HAM.
          Namun terkadang perbedaan itu yang pada awalnya dianggap sebagai satu keindahan, sekarang bisa berubah menjadi polemik.Karena masing-masing berebut ingin mempunyai kesamaan dengan manusia yang lainnya.Secara tidak langsung mereka telah melakukan kompetisi satu dengan yang lainnya.Contoh yang paling gampang saja yang terjadi di masyarakat tentang pelapisan sosial adalah ‘kesenjangan sosial’.Bisa dibilang ini adalah hal yang sangat klasik.Dimana setiap manusia berlomba untuk menjadi yang ‘terlebih’ dibanding yang lainnya.Manusia yang status sosial nya tidak sama dengan manusia yang lainnya yang memiliki status sosial lebih dibandingkan dirinya pasti mengidamkan kesamaan untuk memiliki status social yang sama.Manusia yang kebetulan memiliki keadaan status social lebih dibanding manusia lainnya di tempat ia tinggal pasti memiliki pemikiran yang berbeda dan merasa sedikit ‘besar kepala’ dengan apa yang ia miliki..Ya, bisa saja muncul sifat-sifat buruk manusia yang keluar akibat kesenjangan itu.Mereka yang merasa status ekonominya berada diatas yang lainnya bisa saja menjadi sedikit lebih ‘angkuh’, lebih merasa paling ‘wah’,paling punya segalanya,mereka bisa mendapatkan dan melakukan apa saja yang mereka mau dengan harta mereka yang belum tentu bisa diikuti oleh manusia lainnya.Dan timbulah ‘kecemburuan sosial’.Seorang manusia yang mempunyai harta lebih akan bisa dengan leluasa melakukan apapun tanpa menghiraukan yang terjadi disekitarnya.Dan manusia lain yang kebetulan derajat ekonominya berada di bawahnya akan menjadi ‘cemburu’ melihat kesewenang-wenangan yang dilakukan manusia tersebut.Memang sudah menjadi hal yang lumrah dan banyak ditemukan dalam kehidupan bermasyarakat saat ini.Efek yang ditimbulkan dari kesenjangan social itu pun bisa sangat negative.Akibat merasa tidak mampu untuk ‘menyamai’ keadaan manusia lainnya yang lebih, manusia yang kurang pun berpikiran untuk ‘mencari jalan pintas’, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu agar tidak ‘diperolok’ oleh manusia lainnya, terlebih dalam hal ekonomi.Bisa saja mereka melakukan tindakan criminal seperti pencurian, penjambretan, atau bahkan tidak segan-segan manusia yang sudah ‘gelap mata’ tega  menghabisi nyawa manusia lainnya karena sudah tidak mampu mempunyai kemampuan untuk menyamai keadaan ekonomi manusia lainnya, dengan tidak lupa mereka merampas hartanya juga.
           Penjabaran tentang pelapisan social diatas memang tidak bisa dipungkiri keberadaanya.Itulah mengapa saya mengambil salah satu contoh pelapisan social yang ada dalam kehidupan bermasyarakat saat ini.Tapi bukan berarti apa yang saya gambarkan di atas tentang kesenjangan social diatas terjadi di semua manusia.Masih banyak pula manusia-manusia yang ‘rendah hati’, ‘ringan tangan’, yang dengan segala kelebihannya yang dia miliki tetapi tetap bersifat bersahaja.Karena ia sadar bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini termasuk harta benda yang ia miliki adalah hanya titipan TUHAN, dan bersifat fana atau sementara.Yang bisa saja tanpa kita sadari bisa diambil kembali oleh Yang Punya tanpa kita diberitahu sebelumnya.
           Namun terkadang mereka lupa, bahwa seluruh umat manusia didunia memiliki kesamaan derajat di mata Tuhan,ya dimata Tuhan Yang Maha Esa.Walaupun kita hidup didunia hidup dalam perbedaan yang mencakup berbagai hal, namun sesungguhnya di mata Tuhan kita tetap lah sama, yaitu makhluk yang lemah dan tidak berdaya tanpa ada bantuan dari Nya.Tapi masih saja ada manusia yang lupa dan dengan angkuhnya bahwa ia merasa lebih dibanding semuanya.Sangat memprihatinkan manusia tersebut.Dengan segala apa yang kita punya di dunia, tetap tidak berpengaruh sedikit pun dimata Tuhan.Tak perduli jabatan, kedudukan, berapa mobil yang ia punya, berapa rumah yang mereka punya,tetap saja tidak ada pengaruhnya di mata Tuhan.Yang membedakan kita sebagai manusia di mata Tuhan adalah hanya ‘amal dan perbuatan’ yang kita perbuat selama hidup di dunia.Dengan diberikan umur yang berbeda-beda tiap manusia, mampu apa tidak kah manusia menjalankan perintah dan larangan-NYa seperti apa yang telah diajarkan didalam agama (dalam hal ini berlaku untuk semua agama).Diseluruh dunia pun dengan agama yang dianut oleh masing-masing manusia pasti diajarkan untuk hal yang satu ini.
          Dalam kehidupan social masyarakat pun bisa kita jumpai hal seperti ini.Yakni dimana manusia dengan segala perbedaan yang ada, tetapi tetap berprinsip bahwa kita semua sama di mata Tuhan.Tidak serta merta ‘mengkotak-kotak kan’ manusia yang satu dengan manusia lainnya,padahal Tuhan saja tidak pernah ‘mengkotak-kotak kan’ seluruh umatnya.Sederhana saja, diderah kita tinggal pasti hidup manusia dengan beragam penganut keyakinan beragama.Satu ketika, tetangga kita membutuhkan bantuan pertolongan karena ada salah satu anggota keluarganya tertimpa musibah, yang notabene tetangga kita ternyata berbeda dalam hal keyakinan beragama.Namun, karena manusia yang dimintai  pertolongan itu berprinsip bahwa semua manusia adalah sama derajatnya di mata Tuhan, maka tanpa pikir panjang manusia tersebut langsung menolong tetangganya, dan tanpa pamrih pula.Dengan segala kemampuan yang dimilkinya, dia menolong tetangganya sampai selesai masalahnya.Dan keadaan diatas itulah yang mencerminkan indahnya hidup dengan keberagaman keyakinan beragama, dan juga tercantum dalam Pancasila Sila ke-1, yakni ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.Semua manusia boleh berbeda dalam melangsungkan hidupnya di dunia, namun mereka tetap berinduk kepada satu hal, yaitu Tuhan.Dimana semua manusia dianggap mempunyai kesamaan derajat dan tinggal yang membedakan adalah amal dan perbuatan yang mereka lakukan selama meraka hidup di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar