Pilih Warna Kesukaan Anda

Efek Blog
Just a little place where i spend my lost time....: September 2012 -->

Senin, 10 September 2012

Angkuhmu Jakarta

       Sesak dan penat terasa seketika berada di ruang terbuka nan panas di salah satu sudut kota mu.Jejak langkah dari beragam manusia yang hilir-mudik tiada henti membuat dirimu merasa tak lagi kesepian.Heningnya suara tak lagi kau dengar karena sekejap terisi oleh bisingnya berbagai kendaraan yang lalu-lalang tiada henti melintas.Kini engkau telah berubah.Kota yang dulu menjadi 'idaman' bagi setiap orang di luar sana,yang rela susah payah untuk berbondong-bondong agar bisa sampai di kota mu,'impian' bagi para pemimpi besar yang sangat sekali menginginkan perubahan.Semua tak lagi ku dapat.

      Kini engkau telah berubah.Dengan cepatnya engkau menjelma menjadi 'makhluk buas' yang bahkan lebih buas dari raja hutan sekalipun,dengan mudahnya engkau mentransformasi dirimu seperti 'ibu tiri' yang ada pada umumnya.Engkau tidak lagi baik,namun jahat.Tak perduli siapa orangnya,masa bodoh dengan asalnya,tak urusan dengan keturunannya.semua engkau libas habis tanpa ampun.Sekarang engkau mempunyai 'hobi' baru yaitu 'menerkam' siapa saja yang menurutmu lemah.
      Masih ditempat yang sama,menunggu datangnya bis kota jurusan Ps.Senen - Manggarai.Merdunya suara burung tak lagi terngiang di telingaku yang masih haus akan indahnya alunan siulan mu.Yang terlihat hanyalah wajah-wajah keputusasaan nan tergontai lemas melewati satu hari yang keras ini dan hari-hari berikutnya.Wajah-wajah tak berdosa harus menjadi 'korban' kebiadabanmu,tak perduli kah engkau dengan keadaan ini??Dimana sosok asli mu berada??
Penjaja kaki lima pun tak henti-hentinya menjajakan dagangan nya,berharap bisa meraup untung sebesar-besarnya dan sesampainya dirumah bisa membawa hasil yang sudah di tunggu keluargamu sedari matahari belum menampakan sinarnya.Manusia-manusia yang tak bermoral pun tak luput dari pandangan ku.Mereka seakan menjadi 'budak' dari tuannya sendiri.Padahal tak sedikit pun dari mereka yang merasakan pahitnya di perbudak oleh mu di akhir episode.Berjalan dengan pandangan lurus ke depan,mengacuhkan setiap helai mausia yang ada di sebelahmu,seakan lupa dari mana kau berasal dahulu.
       Hingga pada akhirnya bis yang kutunggu tiba.Dengan langkah penuh hati-hati aku merangsek naik ke dalam bis tersebut.Ku duduk di kursi paling belakang dekat pintu,berharap masih bisa merasakan sisa-sisa angin segar yang kau tiupkan hari ini wahai kota nan angkuh.Jalan-demi jalan ku lewati.Ruas jalan yang terlewati pun tak seperti dahulu.Serasa sesak dan keegoisan manusia pun terlahir.Mereka memacu deras kendaraanya asalkan bisa sampai pada tempat tujuan tepat waktu.Banyak detik,menit.bahkan jam yang terbuang percuma di dalam bis kota tersebut.Merasa lebih cepat putus asa ketika tak ada satu inci pun dari ruas jalan mu yang bisa kami lewati dengan leluasa.Semua riuh sesak ketika sudah tumplek menjadi satu.Melihat setiap penumpang satu demi satu menaiki bis ini dan dengan beragam tujuan pula.Seperti hidup di tengah bilik kosong yang semua-semua nya terlihat kosong,ya benar-benar kosong.Mereka yang hidup dan tinggal di kota mu bagaikan sebuah 'pameo' yang hanya numpang lewat kerika di butuhkan,namun ketika sudah tidak terpakai,peran mu di kota ini berakhir dan harus keluar dari skenario.Dan bersiap mendatangkan peran-peran lainnya yang sangat antusias menjadi pameo berikutnya.


      Namun didalam bis inilah jendela hatiku yang paling dalam terketuk.terlihat seorang bocah yang tiba-tiba berdiri dari sebelah pak supir yang asik mengemudi sambil menghisap habis rokok yang ada di tangan nya.Awalnya tak ku gubris kehadiran bocah ini,kupikir hanya salah satu anggota dari pemilik bis ini.Namun seketika mataku terbelalak ketika bocah itu ternyata adalah seorang 'kondektur'.Dengan masih berseragamkan baju sekolah,bocah itu dengan semangat menyodorkan tangan halusnya mengharap receh demi receh dari orang yang sudah menggunakan jasa transportasi bis nya.Rupiah demi rupiah dia genggam erat agar tidak berceceran kesana-kemari karena sudah sangat pasti uang itu sangat berguna bukan hanya untuk dirinya,namun juga untuk keluarganya.
       Dari kejauhan ku terus memandangi bocah itu.Dengan bermandikan keringat,bocah itu seakan lupa akan siapa dirinya dan siapa kodratnya saat ini.Kebebasan waktu bermain nya tak lagi dia dapat.Semuanya terenggut akibat ulah mu wahai kota tak berperasaan.Tak lagi mengingat keberadaan teman-teman sebaya nya yang mungkin lebih sedikit beruntung dibanding dirinya.Dan sesekali dia berteriak lantang untuk memberitahu kepada pak supir kalau ada penumpang yang telah selesai menggunakan jasa angkutannya.
      Sampai akhirnya dia tiba di hadapanku,masih menggunakan metode yang sama,dia meminta sedikit rupiahku.Segeralah ku rogoh kantong ku dalam-dalam untuk meraih rupiahku.Namun di saat konsentrasiku merogoh kantungku,lagi-lagi aku terhenyak ketika melihat bocah itu kebingungan mengatur uang yang ada di genggaman tangannya.Seakan masih kurang dengan dua tangan yang ia miliki.Meluruskan setiap rupiah demi rupiah saja di masih sangat kelimpungan.Sungguh air mata ku tak lagi bisa kubendung dan rasanya ku ingin berteriak pada semua,bahwa 'sebenarnya apa yang terjadi saat ini?????'
      Setelah ku bayar lunas uang sewaku.ku kembali memandangi kaca jendela yang terpampang luas disampingku.Kulihat gedung-gedung pencakar langit yang tiap hari tumbuh subur seperti tanaman yang rajin di beri pupuk oleh sang empunya.Engkau libas habis bangunan-bangunan kecil yang ada disekitarmu.Engkau gerogoti meter demi meter tanah kosong yang letak nya tak berjauhan dari lokasi mu di bangun.Sungguh ini seperti neraka kecil yang panas apinya menyengat perlahan-lahan namun bisa membakar.
Dan tibalah aku pada tempat tujuanku di Jl.Lontar.Tak lupa tengok kiri-kanan ku menyebrangi jalan raya yang padat seperti kerumunan semut.Panas nya hari itu tak lagi ku perdulikan.Hanya satu yang kuperdulikan......betapa angkuhmu Jakarta.