Bila kita bicara soal game, pasti
siapa yang tidak mengetahuinya. Semua orang di penjuru dunia pasti pernah
memainkan yang namanya “game.” Seiring
berkembangnya zaman, game pun juga mengalami proses pengembangan yang pesat
sampai detik ini, dari mulai segi tampilan, efek visualisas, hingga cara
pemakaian.
Bila kita membahas sedikit, “wajah”
game pada jaman dahulu bisa dibilang masih biasa saja atau mungkin sangat
sederhana. Bagaimana tidak, di zaman yang belum mempunyai kecanggihan dalam hal
teknologi perangkat nya, tampilan game masih sangat sederhana. Terlihat dengan
tampilannya yang masih berupa 8 bit atau 16 bit. Efek yang
dihasilkan dari game yang ada pada saat itu pun masih sangat sedikit atau
bahkan tidak ada. Kita bisa ambil contoh seperti game-game keluaran produsen
game terkenal seperti “Nintendo”
seperti game Super Mario ataupun Contra.
Tampilan kedua game tersebut masih sangat sederhana dan tidak banyak penambahan
efek dalam game tersebut.
Atau jika ingin menelisik lebih
ke belakang lagi, game yang pertama kali muncul di pasaran yaitu game “Tennis”. Mungkin di zaman sekarang
anda tidak akan pernah bisa lagi menemukannya. Tapi jika kita melihat beberapa
screenshot yang ada, terlihat game Tennis
sangat jauh dari kesan mengagumkan dalam segi tampilan. Buktinya, tampilan yang
masih berupa hitam putih dan karakter nya di kemas dalam bentuk tampilan 16
bit.
Dari beberapa penjelasan contoh
di atas, bahwa dapat kita simpulkan bahwa game yang terdahulu sudah jauh
berganti “wajah” dengan game yang ada sekarang. Sebuah evolusi yang
sangat mengagumkan. Tidak kaget karena di zaman yang sekarang ini kemajuan
perangkat teknologi komputer sudah sangat memadai.
Namun ada faktor lain, yang
menyebabkan wajah dari game tersebut cepat berevolusi, yaitu dari segi
pengembang. Zaman dahulu masih sangat jarang pengembang-pengembang yang
menghabiskan waktu dan pikirannya untuk membuat sebuah game. Karena zaman
dahulu game masih dianggap sebagai sesuatu yang baru. Namun kini,
pengembang-pengembang game sudah bermunculan bak jamur yang tumbuh setelah
hujan. Mereka seakan berlomba mengkreasikan sebuah game yang keren, fantastis
dan menarik perhatian….
Bicara soal game, diatas telah
saya uraikan mengenai sudut pandang game yang sesungguhnya. Saya akan coba
mengulas sedikit mengenai perwujudan lain dari game tersebut. Masih dengan
judul yang sama, namun yang membedakan adalah cara memainkannya. Ya, game yang
dimaksud adalah permainan daerah atau tradisional. Permainan yang dimainkan
secara langsung oleh satu atau beberapa orang dalam kehidupan nyata. Kita yang
sudah tumbuh menjadi dewasa ini pasti pernah memainkan permainan tradisional
seperti congklak, kelereng, ataupun gasing. Siapa yang tidak mengenal
permainan-permainan tradisional yang sempat fenomenal pada zamannya itu??
Kedua nya (game console dan
permainan tradisional) sama-sama mengalami evolusi. Namun, hasil dari evolusi
mereka berakhir dengan hasil yang berbeda. Untuk game console sangat bisa
dibilang mengalami kemajuan pesat dalam evolusinya, namun berbanding terbalik
dengan evolusi dari permainan tradisional yang justru mengalami penurunan jauh.
Tidak heran jika permainan tradisional mengalami penurunan, dikarena beberapa
faktor yang salah satu nya adalah kemajuan game console itu sendiri. Jelas ini
sangat membawa dampak yang sangat negative nan memprihatinkan karena
berangsur-angsur anak-anak semakin lupa dengan permainan tradisonal dan
cenderung beralih ke game console. Betapa tidak, disaat tumbuh kembang nya usia
anak-anak, game console hadir dengan sejuta fantasi yang tentu saja “membius”
anak-anak hingga saat ini. Suguhan tampilan yang menarik serta
karakter-karakter yang lucu-lucu semakin menguatkan anak-anak untuk
meninggalkan permainan tradisonal dan segera beralih ke game console.
Bahkan dampak terparah dari perkembangan
game console adalah anak-anak seakan lupa dan bahkan tidak mengenali lagi
permainan tradisional yang sebenarnya sudah diwariskan dari nenek moyang
terdahulu. Dan keeksistensian permainan tradisional pun kini
berangsur-angsur tenggelam di makan zaman karena nama nya yang sudah terlupakan
dalam ingatan anak-anak.
Tidak ada yang bisa disalahkan
mengapa hal ini bisa terjadi. Dampak yang timbul dari perkembangan game sudah
seperti “satu paket” dengan hadirnya game-game yang lebih keren.
Berbeda dengan permainan tradisional yang terkesan “monoton” bagi anak-anak,
tentunya di zaman yang modern ini.
SOLUSI….
Dan kalau bicara siapa yang harus
bertanggung jawab atas kejadian ini, jawabannya adalah kita semua sebagai
generasi muda yang dahulu pernah merasakan nikmatnya bermain permainan
tradisional bersama teman-teman sebaya. Tentu banyak cara yang bisa dilakukan
oleh kita sebagai generasi muda untuk membangkitkan kembali gairah untuk
memainkan permainan tradisonal kembali.
Kita sebagai generasi muda pasti
memiliki segudang inovasi untuk mewujudkan itu, dari mulai mengkampanyekan lagi
permainan tradisioanal itu sendiri atau bahkan bisa juga dimasukan dalam bidang
ekstrakurikuler sekolah. Sah-sah saja bukan,,,yang penting niatnya positif…
Kalau saya, mungkin agak sedikit
berbeda. Karena background saya adalah seorang calon programmer tentu sudah
memikirkan cara jitu untuk menghidupkan kembali permainan tradisional yang
sempat “tertidur” di tengah-tengah masyarakat modern. Yapp,, tentunya
dengan mengaplikasikan permainan tradisional tersebut ke dalam bentuk visual
yang lebih nyata dan menarik pandangan mata bagi anak-anak yang memainkan nya.
Bagaimana cara nya saya bisa mengemas permainan tradisional yang selama ini
dikenal oleh anak-anak yang terbilang “kuno” kini menjadi game yang
menarik untuk dimainkan namun tetap dengan benang merah nya adalah permainan
tradisional.
Berbagai strategi pun juga akan
saya lakukan, selain memvisualisasikan ke dalam bentuk console atau dunia maya,
perhatian lain juga tidak boleh luput dari pemikiran. Yaitu segi tampilan.
Bukan hal yang aneh jika hal pertama yang cenderung diperhatikan oleh anak-anak
adalah segi tampilan dari sebuah game itu sendiri. Anak-anak cenderung
mengesampingkan permainannya namun lebih melihat tampilannya untuk pertama
kali. Jika mereka suka, maka akan dimainkan. Jika tidak suka maka akan
ditinggalkan begitu saja. Maka dari itu, saya harus membuat tampilan sederhana
namun menarik mata anak-anak untuk memainkannya. Andaikan saya ambil contoh
untuk membuat permainan tradisional yaitu “congklak.” Jelas permainan itu
hanya bisa dimainkan oleh maksimal dua orang dan cara memainkannya pun mudah.
Setiap pemain cukup mengambil anak biji yang tersedia dan membagi nya sama rata
ke dalam tiap lubang. Siapa yang paling cepat habis anak biji nya pada lubang
miliknya maka dia pemenang nya.
Setelah game terbuat, tinggal
saya tentukan kemana arah game buatan saya ini akan dipasarkan, Jika melihat
perkembangan masyarakat modern sekarang yang sudah terbiasa dengan yang namanya
“smartphone”
maka saya pun juga akan memasukan game itu agar bisa dimainkan dalam
smartphone. Karena pengguna dari smartphone itu luas dan di zaman sekarang
setiap anak sudah mempunyai smartphone pribadi mereka sendiri.
Sederhana bukan ide saya??Hehehe…
Banyak hal yang bisa dilakukan
sebenarnya tergantung ide dan inovasi kita untuk membuat nya. Karena bidang
saya tidak jauh-jauh dari komputer, maka saya akan lakukan yang sesuai dengan
bidang saya. Bukan tidak mungkin jika kawan-kawan tidak satu bidang dengan
saya, kalian tetap bisa membuat sesuatu yang tujuan akhirnya adalah memajukan
kembali permainan tradisional di tengah masyarakat modern…^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar